Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Situs / Blog Penting

Halaman

Archive for April 2015

Selokambang

PEMANDIAN SELOKAMBANG



Legenda Selokambang
Pemandian Selokambang ternyata memiliki cerita tersendiri yang menjadi legenda bagi masyarakat Lumajang, karena keberadaan obyek wisata primadona tersebut tidak lepas dari sejarah keemasan Majapahit.

"Pada zaman dahulu, di daerah setempat diperintah oleh Adipati Arya Wiraja yang mendapat hadiah dari Kerajaan Majapahit karena jasa-jasanya," tutur Hendro sambil menunjukkan buku sejarah Selokambang. 

Adipati Arya Wiraja memiliki putra sebagai ahli warisnya bernama Empu Nambi, namun kekacauan yang terjadi pada saat itu yakni pemberontakan yang dilakukan Nambi.

Pemberontakan tersebut hampir menghancurkan kerajaan Majapahit, namun dapat dihentikan oleh pasukan Gajah Mada itu membuat Nambi beserta keluarganya tewas.

Salah seorang bawahan Empu Nambi yang bernama Demang Ploso berusaha menyelamatkan harta kekayaan Nambi dan membawanya ke suatu tempat ke sebuah batu sebesar kerbau di tepi danau, dan berencana menyembunyikan harta kekayaan Nambi di bawah batu besar tersebut.

Demang tidak berhasil memindahkan batu besar itu, sehingga ia meminta bantuan Empu Teposono yang dikenal sakti untuk memindahkan atau menggeser batu tersebut.

Empu Teposono akhirnya berhasil menggeser batu tersebut hingga ke tengah danau, bahkan batu sebesar kerbau itu terapung di sana. Masyarakat sekitar memberi nama batu tersebut "selo kambang" yang artinya batu terapung.

"Seiring dengan perjalanan waktu yang cukup lama, batu yang terapung di tengah danau perlahan-lahan terkikis air dan tidak berbekas sama sekali hingga kini. Namun warga tetap melestarikan danau itu dengan nama Selokambang," paparnya.

Ia mengatakan, masyarakat Lumajang masih mengingat legenda Selokambang dengan baik karena cerita itu disampaikan secara turun temurun dan menjadi legenda tersendiri bagi warga "Kota Pisang" ini.


AKSES KE SELOKAMBANG

      Dari lampu merah perempatan pasar klojen silahkan ambil arah menuju Senduro ( arah barat ). Ikuti jalur tersebut dan sekitar 5 km dari perempatan itu ada pertigaan ke kanan. Ada gapura dan petunjuk masuk pemandian Selokambang. Disitu kita belok kanan dan ikuti jalur tersebut kurang lebih 500 meter maka kita akan sampai di loket masuk pemandian selokambang. Di selokambang ada 2 kolam yaitu kolam utama untuk dewasa dengan luas 1000 meter persegi dan kolam untuk anak - anak. Sumber mata air ini masih sangat alami dan dingin sekali sehingga masyarakat mempercayai untuk menyembuhnkan penyakit asma, gatal - gatal.
       Jika kita kurang bisa berenang maka disedikan pelampung berupa ban dengan harga sewa sekitar 5000 per ban. Jika lapar banyak disediakan saung ( rumah makan ) yang berdiri di aliran sungai.
Puas kita berenang dan mengisi perut maka kita bisa memanjakan mata dan pikiran dengan jalan - jalan. Disini juga terdapat bangkai pesawat terbang pasca kemerdekaan yang pernah jatuh di sekitar selokambang.

Kita pun juga bisa menikmati pemandanan alam dengan naik wahana bebek dayung. 
Jadi tidak pernah rugi untuk mendatangi selokambang.

Pecel Telo

PECEL TELO
 

       Pecel Telo itu namanya. Inilah salah satu makanan khas lumajang yang cukup berbeda dari kebanyakan makanan pecel lainnya. Kita mungkin familiar dengan pecel madiun dengan bumbu kacangnya, atau dengan pecel nganjuk dengan aroma khas daun kemangi. Tapi di Lumajang kita punya namanya Pecel Telo. Telo itu adalah bahasa jawa untuk umbi akar. Mungkin yang belum tau telo itu seperti ini.


CARA MEMBUAT PECEL TELO

Bahan:
  • 250 gr bayam, siangi, buang batangnya
  • 250 gr tauge, bersihkan akarnya
  • 250 gr kacang panjang, potong 5 cm
  • 250 gr bunga turi, buang putiknya
  • 250 gr ontong pisang


Bumbu:
  • 350 gr kacang tanah, goreng
  • 100 gr telo direbus
  • 4 lembar daun jeruk, iris halus
  • 2 sdm air asam
  • 300 ml air
  • 4 buah cabai rawit merah
  • 1 siung bawang putih
  • 0.5 cm kencur
  • ½ sdt terasi bakar
  • 3 sdm gula merah iris
  • 1 sdm makan garam
Cara membuat
  1. Rebus bayam, bunga turi, kacang panjang, ontong, dan tauge bergantian dengan air mendidih. Tiriskan, sisihkan.
  2. Haluskan kacang tanah dengan telo. Campur halus dengan bumbu lainnya, haluskan kembali. Campur dengan air asam. Uleni dengan sendok hingga tercampur rata.
  3. Siapkan piring saji, susun sayuran rebus.
  4. Siapkan mangkok sambal, cairkan bumbu sambal dengan air. Sajikan.
Tag : ,

Krecek Rebung

KRECEK REBUNG

        Makanan Khas Lumajang kali ini adalah Krecek Rebung. Rebung adalah sebutan untuk bambu yang muda. Bahan utama makanan ini adalah bambu yang masih muda yang memiliki ketinggian sekitar 30 cm. Biasanya rebung banyak dijual di pasar. Untuk mengolah rebung harus cukup hati - hati. Rebung yang masih muda dibersihkan dari kulit nya sehingga rebung akan terlihat seperti tunas yang kekuning - kuningan kemudian direndam dalam air untuk menghilangkan getahnya.
         Untuk membuat krecek rebung caranya cukup mudah yaitu rebung yang sudah dicuci bersih kemudian dimasak dalam air mendidih sampai lunak. Setelah itu rebung diiris tipis - tipis kemudian dijemur sampai benar - benar kering.Pengeringan ini agar rebung bisa awet. Kalau sudah kering rebung bisa dimasak dengan cara ditumis ataupun diasap.

SAMBAL GORENG KRECEK REBUNG

BAHAN :
300 gr rebung matang, potong dadu
100 gr krecek, rendam air, peras, tiriskan
750 ml santan
1 lbr daun salam
1 ruas lengkuas, memarkan
10 biji cabe rawit
1/2 sdm air asam
Garam secukupnya
2 sdm minyak goreng
BUMBU HALUS :
8 butir kemiri
3 siung bawang merah
5 butir kemiri, goreng
1/2 sdt terasi
4 buah cabe merah
CARA MEMBUAT :
1. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu halus bersama daun salam dan lengkuas hingga harum.
2. Masukkan rebung, lalu tambahkan air asam, cabe rawit dan garam, aduk rata.
3. Tuang santan, masak diatas api kecil hingga kuah mendidih, lalu tambahkan krecek, masak sebentar, angkat.
Sajikan
Untuk 4 porsi
Tag : ,

- Copyright © wisata lumajang - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -