Posted by : Unknown Rabu, 18 Maret 2015

SEJARAH SINGKAT KOTA LUMAJANG
 
           Bumi LUMAJANG sejak jaman Nirleka dikenal sebagai daerah yang "PANJANG - PUNJUNG PASIR WUKIR RIPAH LOH JINAWI TENTREM KERTA RAHARJA". PANJANG - PUNJUNG berarti memiliki sejarah yang lama. Dari peninggalan - peninggalan Nirleka maupun prasasti yang banyak ditemukan di daerah Lumajang cukup membuktikan hal itu. Beberapa prasasti yang pernah ditemukan antara lain Prasasti Ranu Kumbolo. Dalam prasati tersebut terbca " LING DEVA MPU KAMESWARA TIRTYATRA". Pokok - pokok isinya adalah bahwa Rja Kameswara dari kediri pernah melakukan TIRTAYATRA ke dusun Tesirejo Kecamatan Pasrujambe, juga pernah ditemukan prasasti yang merujuk pada masa pemerintahan Raja Kediri KERTAJAYA. Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :
1. Prasasti Mula Manurung
Prasasti Mula Manurung


2. Naskah Negara Kertagama
3. Kitab Paraton
4. Kidung Harsa Wijaya
5. Kitab Pujangga Manik
6. Serat Babat Tanah Jawi

     Dari Prasasti  Mula Manurung yang ditemukan di Kediri pada tahun 1975 dan ber angka tahun 1177 Saka ( 1255 Masehi ) diperoleh informasi bahwa NARARYYA KIRANA , salah satu dari anak Raja Sminingrat ( Wisnu Wardhana ) dari Kerajaan Singosari, dikukuhkan sebagai adipari ( raja kecil) di LAMAJANG ( Lumajang ) pada tahun 1255 M, tahun yang merujuk pada pengangkatan NARARYYA KIRANA sebagai Adipati inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar penetapan Hari Jadi Lumajang ( HARJALU ).
      Dalam Buku Paraton Aryawiraraja memohon untuk pulang dengan meminta janji Radew Wijaya untuk membagi wilayahnya menjadi dua apabila dapat mengalahkan Jayakatwang dan merebut kekuasaannya, maka Raden Wijaya akan membagi kerajaannya menjadi dua bagian " Sigaring Semongko". Dalam Paparaton juga disebutkan bahwa kerajaan Raden Wijaya adalah " WILWATIKTA" sedangkan wilayah yang diminta Arya Wiraraja adalah " LAMADJANG TIGANG JURU" yang meliputi juru Lamadjang ( Lumajang ), Juru Panarukan ( Situbondo, Probolinggo, Bondowoso ) dan Juru Blambangan ( Jember, Banyuwangi). Sedangkan dalam Kitab Negara Kertagama disebutkan Majapahit Barat ibukotanya terletak di Trowulan yang berdiri tahun 1293 M dan Majapahit Timur ibukotanya adalah Lamadjang yang berdiri pada tahun 1294 M.
     Pengangkatan Nambi Sebagai mahapatih inilah yang kemudian memicu terjadinya pemberontakan di majapahit. Apalagi dengan emunculan Mahapati ( Ramapati ) yang cerdas, ambius, dan amat licik. Dengan kepandaiannya berbicara, Mahapati berhasil mempengaruhi Raja. Setelah berhasil menyingkirkan Ranggalawe, Kebo Anabrang, Lembu Suro, dan Gajah Biru, target berikutnya adalah Nambi.
    Nambi yang mengetahui akan maksud jahat itu merasa lebih baik menyingkir dari Majapahit. Kebetulan memang ada alasan yaitu ayahnya ( Arya Wiraraja ) sedang sakit, maka Nambi meminta ijin kepada Raja untuk pulang ke Lumajang. Setelah Arya Wiraraja meningal pada tahun 1317 M, nambi tidak mau kembali ke Majapahit bahkan membangun benteng di Pajarakan. Pda tahun 1316, Pajarakan diserbu Pasukan majapahit. Lumajang diduduki dan Nambi beserta keluarganya dibunuh.
     Pupuh 22 lontar NAGARA KERTAGAMA yang ditulis oleh Prapanca menguraikan tentang perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Lumajang. Selain NAGARA KERTAGAMA informasi Lumajang diperoleh dari buku Babad. Dalam beberapa buku Babad terdapat nama - nama penguasa Lumajang yaitu WANGSENGRANA, PUPUT LAWA, MENAK KONCAR dan TUMENGGUNG KERTANEGARA. Oleh karena tidak didukung oleh bukti otentik maka nama tokoh dalam buku  babad hanyalah dongeng belaka.
        Di tepi Alun - alun Lumajang sebelah utara terdapat banguna mirip candi, berlubang tembus terdapat CANDRA SENGKALA yang berbunyi "TRUSING NGASTA MUA PRAJA "  ( TRUS = 9, NGASTA = 2, MUKA = 9, PRAJA = 1 ). bangunan ini merupakan tetenger atau penanda ditujukan untuk mengenang peristiwa bersejarah yaitu 1929 Lumajang dinaikkan statusnya menjadi REGENTSCAH otonom per 1 januari 1929 sesuai Stablat nomor 319, 9 Agustus 1928. Regentya ( Bupati ) adalah RT KERTO ADIREJO, eks Patih Afdelling Lumajang ( Sebelumnya lumajang masuk ke dalam Afdelling Probolinggo ).

                                                   ( Ditulis dari Majalah Pariwisata dan Kebudayaan Lumajang th 2014 )

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © wisata lumajang - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -