- Back to Home »
- Watu Klosot
Posted by : Unknown
Senin, 30 Maret 2015
WATU KLOSOT
Sumber matar air suci |
Saatnya adventure ke wisata Watu Klosot yang bertempat di dusun Tawon Songo Pasrujambe. Nah, inilah pos wisata yang sarat dengan nuansa religius. Watu Klosot namanya.
Watu Klosot merupakan kawasan wisata yang memiliki mata air yang oleh umat tertentu dianggap suci. Mata air itu keluar dari celah bebatuan yang dialirkan melalui sebatang bambu dan memancar jatuh ke bawah, ke balik semak-semak belukar. Air ini suci dalam arti bisa diminum secara langsung baik dengan menampungnya melalui cangkir maupun dengan menengadahkan mulut dan meminumya dari saluran bambu.
Watu Klosot merupakan kawasan wisata yang memiliki mata air yang oleh umat tertentu dianggap suci. Mata air itu keluar dari celah bebatuan yang dialirkan melalui sebatang bambu dan memancar jatuh ke bawah, ke balik semak-semak belukar. Air ini suci dalam arti bisa diminum secara langsung baik dengan menampungnya melalui cangkir maupun dengan menengadahkan mulut dan meminumya dari saluran bambu.
Watu Klosot masuk ke wilayah Desa Pasru Jambe. Pasrujambe
merupakan salah satu dari 21 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang.
Luas Kecamatan Pasrujambe adalah 97,30 Km2 dengan jumlah penduduk
sebesar 37.724 jiwa yang tersebar pada 7 Desa. Penggunaan lahan di
Kecamatan Pasrujambe dapat dibedakan menjadi 2 yaitu lahan sawah dan
lahan non sawah. Prosentase lahan sawah mencakup sebagian besar wilayah
Kecamatan Pasrujambe yaitu sebesar 75 % dari luas Kecamatan Pasrujambe.
Watu Klosot sendiri hanya berjarak kurang lebih 8 km dari pasar pasrujambe.
Keunikan
tempat ini salah satunya adalah deretan batu-batu besar yang merupakan
sisa-sisa banjir Gunung Semeru. Batu-batu itu membujur dengan indahnya
membentuk berbagai tiruan benda-benda yang kita kenal sehari-hari. Ada salah
satu batu yang saking besarnya dan bentuknya menyerupai perahu sehingga
dinamakan batu perahu. Dan di antara deretan batu-batu itu terdapat
sejalur jalan berkelok-kelok menciptakan pemandangan tersendiri.
Disebut
Watu Klosot karena obyek wisata tersebut berupa batu besar sekitar
10meter persegi dan di apit tebing yang gak begitu tinggi dan di hiasi
pepohonan mempunyai keunikan seperti terpecah dan berbentuk aliran air
walaupun air tidak selalu mengalir,ada kalanya air mengalir saat hujan
atau banjir dari gunung semeru yang bisa di katakan indah juga terdapat
sumber mata air yang di sebut air suci. biasanya sebagian warga atau
pendatang dari dalam kota berkunjung untuk ritual dsb nya dan ada juga
yang mandi atau memanfaatkan air tersebut untuk membasuh sebagian
tubuhnya untuk menyembuhkan penyakit kulit di sumber mata air
tersebut,ceritanya sih begitu.
keindahan watu klosot tersebut tersebut adalah pemandangan lereng gunung semeru yang nampak begitu dekat dan lokasinya berada di tengah hutan yang sunyi di iringi suara burung berkicauan dan terkadang muncul binatang langka seperti harimau karena di sini termasuk cagar alam.
Berdiri di atas batu besar kemudian pandangan di arahkan nun jauh ke sana,
ke Gunung Semeru yang menjulang tinggi dihempas angin pegunungan yang
sejuk dan menggigit tulang akan menjadi pengalaman yang tak akan
terlupakan sepanjang hidup. Ada salah
satu batu yang persis terletak dengan gagahnya di atas tebing. Ini
menjadi sudut yang sangat dinikmati pengunjung, sudut ini biasa disebut
sebagai relung meditasi. Orang-orang yang berkunjung ke sana biasanya menyempatkan diri untuk merenung sejenak, mencari kedamaian hati dengan duduk sambil mendekapkan tangan di depan dada.
Di bawah sana merupakan
kawasan cagar alam yang luas membentang. Jika sedang beruntung kita
akan melihat elang Jawa, burung yang sangat langka bersiul-siul di
angkasa. Elang itu kadang mendekat dan hinggap di ranting-ranting pohon.
Keberadaan burung yang dilindungi ini sudah semakin menyusut, sehingga
perlu ada upaya intensif untuk melestarikannya. Lebih langka lagi adalah
keberadaan harimau Jawa yang diduga masih ada sisa-sisanya dan
berkeliaran di lereng-lereng Gunung Semeru. Penduduk setempat sering
melihatnya melintasi jalan setapak sebelum menghilang ke dalam hutan.
( Ditulis oleh Arief Pambudi )